Di bawah ini, adalah pertanyaan dari seseorang yang menurutku, MEWAKILI PERTANYAAN ‘SEJUTA UMAT’ : mulai dari mana.
Self-reconstruction (alias membangun diri kembali) memang bukan pekerjaan mudah. Sejak kecil kita sudah ‘dibentuk’ oleh preferensi ortu, desakan lingkungan, tekanan sosial dll… sehingga menjadi seperti saat ini.
Menurut pengalaman kami sebagai konsultan, banyak sekali klien yang merasa tidak bahagia, merasa ada yang ‘kurang’ dalam hidupnya; padahal jika dilihat secara standar umum, mustinya dia berbahagia (punya uang, punya keluarga yang rukun, dan punya anak)… ternyata, setelah digali, dia tidak menghidupi jalan hidup yang semestinya dia tapaki. Ibaratnya, macam tentara TNI yang gagah dan bernyali, namun menjadi guru playgroup bergaji besar.
Sebagai contoh nyata, ada seorang ibu rumah tangga yang dominan sekali. Suami diatur. Anak diatur. Tetangga diurus (dia aktif di lingkungan sosial). Tapi energinya besar sekali sehingga banyak orang merasa iritasi padanya. Setelah digali, ternyata dia bernumerologi emperor! Ya pantesan suka ngatur-ngatur orang lain… Energinya dia salurkan di ‘wilayah pribadi’ orang lain. Ngatur-ngatur hidup orang. Setelah kami sarankan dia membangun bisnis… ternyata bisnisnya maju pesattttt. Dan dia pulang ke rumah dalam keadaan capek… sudah nggak napsu lagi ngatur-ngatur ‘orang-orang yang di rumah’…. Malah, karena dia sadar bahwa dia sekarang sibuk banget, dia malah bisa membuat quality time dengan keluarganya.
Akhirnya, rumah tangganya ‘selamat’, anak-anak mendapatkan kemerdekaan yang sehat, ibu mendapatkan aktualisasi diri, menjadi bahagia dan secara financial menanjak….
Begitulah jika kita hidup sesuai ‘visi misi’ kehidupan kita. Nggak ada kompensasi aneh-aneh… Sama seperti salah satu klien lain, yang setelah tahu apa tujuan hidupnya, jadi berhenti berpetualang cinta kemana-mana, hanya untuk memenuhi ‘dahaga’ akan excitement hidup. Sekarang dia memiliki hidup yang tetap seru, tapi tanpa skandal.
Semoga menjawab ya…